Pages

Rabu, 12 Maret 2014

Kata Orang Wanita Tidak Kritis

      Wanita diciptakan untuk laki-laki, dan atas kemauan laki-laki. Kemudian wanita menjadi pelengkap, ya seperti telor goreng dalam mie instan. Boleh satu atau lebih.
      Wanita lebih sering jadi obyek pembicaraan, jadi tema berbagai hal: mulai dari gambar belakang truk buntut dengan tulisan kutunggu jandamu hingga jadi alasan beberapa LSM yang mengaku memperjuangkan hak wanita
      Ya, wanita selalu menarik.
      Saya beruntung menjadi wanita di abad ini, bukan abad di mana kartini yang terkenal lewat surat-suratnya itu terpenjara dalam adatnya. Wanita abad sekarang dianggap jauh lebih mengenal tulisan, pikiran, dan kenal ilmu.
      Dan hari ini saya bertemu lagi orang yang meremehkan kami, wanita. Hal yang baru saya dapat setelah 4 tahun masuk dalam dunia ini. Selama ini saya banyak bekerja sama dengan wanita untuk menulis buku antologi (hampir tiga dari lima jumlah buku saya). Saya mengikuti lomba dan kebanyakan wanita yang mengalahkan saya. Tapi perkataan yang saya dengar barusan, bahwa laki-laki akan lebih kritis dibanding wanita: apakah benar semua orang berfikiran demikian?
      Saya tak akan membicarakan mengapa laki-laki yang punya hak menjatuhkan talak pada wanita karena semua sudah memiliki kodrat. Saya tak tahu apakah wanita mendengar dan berbicara menggunakan hati itu juga merupakan kodrat, yang jelas bukan karena semua alasan di atas menjadikan alasan wanita bakal hanya punya pena yang tumpul untuk menulis.
      Kalau boleh jujur, meski kadang saya memang sering underestimate kemampuan saya (sebagai wanita) tapi kali ini saya geram pada orang yang berkata bahwa wanita itu tak lebih kritis dari lelaki. Kemana perginya penulis wanita hebat yang saya kagumi? Berbicara wanita tidak kritis memang fit untuk keadaan saya saat ini tapi untuk penulis wanita yang lain?
       Tahun 2014 dan spekulasi tentang gender terus berlanjut. Berkembanglah terus wanita, kisahkan apa saja yang ada di kepala kalian. Walau sampai nanti kita akan jadi pelengkap, perhiasan atau obyek lain tanpa pernah menjadi subyek.

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Biskuit Kaleng. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger