Pages

Senin, 13 Agustus 2012

Dokter, Fiksi, dan Etika

Anggapan yang saya amini bahwa dokter; dalam hal ini mahasiswa kedokteran tidak bisa melakukan hal lain yang menyimpang dari kesehariannya di tutorial,eksperimen, kuliah dan lainnya. Setelah saya di terima sebagai mahasiswa fakultas kedokteran, hal-hal menyangkut kepenulisan fiksi sedikit demi sedikit saya longgarkan.
Dalam usaha membatasi kegiatan membaca fiksi, saya menemukan novel yang menarik: Seandainya Aku Boleh Memilih karya Mira W.

Novcel ini bercerita tentang cinta segitiga antara seorang mahasiswi kedokteran bernama Rini , dengan kakak beradik Bandi dan  Harris. Beberapa setting tempat ada di kampus Rini -meski tak di sebutkan di universitas mana- lumayan menggambarkan kehidupan mahasiswa kedokteran mulai dari kelas anatomi, co-asisten, dan lainnya. Disamping banyak istilah kedokteran yang dipakai dalam novel ini, cerita yang disajikan amat kompleks. Tak heran bila novel ini akhirnya diangkat oleh indika picture menjadi drama seri 26 episode berjudul cinta yang tayang di tahun 1999

Novel kedua yang saya baca addalah novel Mira W yang berjudul Matahari di  batas cakrawala. Rupanya Mira W  lagi-lagi terinspirasi kehidupannya sehari-hari yaitu tentang Dokter. Novel ini menceritakan tentang Wita, gadis kota yang menikah dengan dr. Irwan, seorang dokter muda yang dinas di pukesmas kecil di sumatra.

Ada 2 hal penting yang saya dapatkan setelah membaca kedua novel itu. Pertama: saya terlalu mengkerdilkan dunia saya. Anggapan saya tentang fiksi dan kedokteran ternyata salah. Mira W justru bisa menulis puluhan novel ditengah kesibukannya sebagai dokter dan justru dari profesinya sebagai dokter beliau mendapat inspirasi yang brilian
Yang kedua tentang etika. Dalam novel Seandainya Aku Boleh Memilih tokoh utama adalah mahasiswi kedokteran yang playfull dan sedikit melawan kebiasaan. Tentu saja berlawanan dengan etika mahasiswa kedokteran tentang berperilaku. Sedangkan dalam novel Matahari di batas cakrawala tokoh utama, dr Irwan melanggar sumpah dokter tentang menghormati insan sejak dalam pembuahan dengan melakukan abortus therapeuticus kepada Aisah.  Akhir cerita, kedua novel ini menyajikan sad ending kepada tokoh utama meski selalu menawarkan masa depan lain sebagai harapan baru.
Kedua novel ini memberi pelajaran yang membekas di benak saya: Dokter, jaga etikamu!

Rabu, 01 Agustus 2012

Hardiknas 2012 di Malang

Kota Malang telah meninggalkan banyak kenangan di benakku. Terakhir kali memakai baju putih abu-abu saat acara peringatan hari pendidikan nasional 2012 di balai kota Malang. Upacara terakhir sebagai siswa SMA dan upacara pertama sebagai tamu undangan. 



Duduk bersama 20 murid berprestasi nasional dan internasional dari kota Malang adalah pengalaman yang berharga untuk saya .

 

(c)2009 Biskuit Kaleng. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger